Senin, 22 Juli 2013

Lukas 10:25-37

KOTBAH MINGGU TANGGAL 28 JULI 2013
(MINGGU 9 KENCA TRINITATIS)

Introitus          : Ola kam erbalas man ise pe, ntah pe tetap rate segat man bana, tapi kelengilah
                         temanndu manusia, bali ras kam ngkelengi dirindu jine. Aku kap TUHAN
                         (Imamat 19:18).
Ogen               : Imamat 19:9-18
Khotbah          : Lukas 10: 25-37      
Tema               : KAM TEMANKU

Pembuka !
            Menjadi sahabat bagi orang yang kesusahan lebih berat dibandingkan menjadi sahabat orang yang sedang senang hati. Kenapa ?
1.      Orang yang bersusah hati mungkin akan meminta bantuan kita untuk menyelesaikan masalahnnya ? ia kalau yang diminta tidak terlalu berat jika dia minta materi, pikiran atau tenaga yang mungkin menyita waktu kita ? bagaimana.
2.      Orang yang legi kesusahan pasti akan lebih sensitive disbanding yang sedang bergebira ? so…..!
3.      Tidak ada yang bias diharapkan dari sahabat yang sedang kesusahan ?
Masih ada selusin alas an lagi bagi kita untuk menolak bersahatab bagi teman yang sedang kesushan. Oleh sebab itu lebih baik menjadi teman bagi sahabat yang bergembira kanena dia pasti akan membagi kebahagiaanya kepada kita ?!?!

Lukas 10:25-37
            Ini merupakan cuplikan percakapan antara Yesus dan Imam yang mau mengangkat dirinya dan mencobai orang lain demi dirinya ?
Siapakah sesamaku manusia ? merupakan pertannyaan yang sangat berat untuk dijawab karena berhubungan dengan tindakan yang sudah, akan dan harus kita lakukan.
Jika kita melihat Kejadian 1:26, Tuhan menjadikan manusia “Sentudu ras TempasTa” dalm bahasa Karo, dan menurut “gambar dan rupa Kita” dlm bhs. Indonesia. Nats ini mau menyatakan bahwa siapakah sahabat kita sebenarnya adalah semua mahluk yang diciptakan Tuhan menurut gambar dan ruaNya. Setiap ciptaan yang sama dibentuk menurut gambar dan rupa Allah menyatakan sesamanya yang sama-sama dibenuk menurut gambar dan rupa Allah bukan sahabatnya adalah ciptaan yang merusak gambar dan rupa Allah yang ada didalam dirinya sendiri. Dia ingin sama seperti ciptaan lain yang diciptakan tidak sama seperti gambar dan rupa Allah (tumbuhan dan hewan).
Yesus jauh lebih dalam lagi memaknai kesegambaran ini. Dia menyatakan siapa yang tidak menolong sesamannya berarti bukanlah sesame bagi manusia yang lainnya. Menganggap sesame manusia lain sebagai manusia berarti harus dengan tindakan nyata, bukan dengan teori atau dengan omongan saja.

Refleksi :
Memang berat untuk manjadi sahabat bagi orang lain khususnya yang lagi membutuhkan. Tapi ingat mereka dalah kita dalam kesegambaran ciptaan Tuhan. Tidak menolong mereka dan tidak menjadi sahabat bagi orang lain berarti kita merusak kesegambaran kita dengan Tuhan.

Oleh: Cl. Pdt. Josep A. Sembiring
PKPW Runggun Limang

Klasis Tigabinanga