KOTBAH MINGGU
TANGGAL 28 JULI 2013
(MINGGU 9 KENCA
TRINITATIS)
Introitus : Ola kam erbalas man ise pe, ntah pe
tetap rate segat man bana, tapi kelengilah
temanndu manusia, bali
ras kam ngkelengi dirindu jine. Aku kap TUHAN
(Imamat 19:18).
Ogen : Imamat 19:9-18
Khotbah :
Lukas 10: 25-37
Tema : KAM TEMANKU
Pembuka !
Menjadi
sahabat bagi orang yang kesusahan lebih berat dibandingkan menjadi sahabat
orang yang sedang senang hati. Kenapa ?
1.
Orang yang bersusah hati mungkin akan
meminta bantuan kita untuk menyelesaikan masalahnnya ? ia kalau yang diminta
tidak terlalu berat jika dia minta materi, pikiran atau tenaga yang mungkin
menyita waktu kita ? bagaimana.
2.
Orang yang legi kesusahan pasti akan
lebih sensitive disbanding yang sedang bergebira ? so…..!
3. Tidak
ada yang bias diharapkan dari sahabat yang sedang kesusahan ?
Masih
ada selusin alas an lagi bagi kita untuk menolak bersahatab bagi teman yang
sedang kesushan. Oleh sebab itu lebih baik menjadi teman bagi sahabat yang
bergembira kanena dia pasti akan membagi kebahagiaanya kepada kita ?!?!
Lukas 10:25-37
Ini merupakan cuplikan percakapan
antara Yesus dan Imam yang mau mengangkat dirinya dan mencobai
orang lain demi dirinya ?
Siapakah sesamaku manusia ? merupakan
pertannyaan yang sangat berat untuk dijawab karena berhubungan dengan tindakan
yang sudah, akan dan harus kita
lakukan.
Jika kita melihat Kejadian 1:26, Tuhan
menjadikan manusia “Sentudu ras TempasTa” dalm bahasa Karo, dan menurut “gambar
dan rupa Kita” dlm bhs. Indonesia. Nats ini mau menyatakan bahwa siapakah
sahabat kita sebenarnya adalah semua mahluk yang diciptakan Tuhan menurut
gambar dan ruaNya. Setiap ciptaan yang sama dibentuk menurut gambar dan rupa
Allah menyatakan sesamanya yang sama-sama dibenuk menurut gambar dan rupa Allah
bukan sahabatnya adalah ciptaan yang merusak gambar dan rupa Allah yang ada
didalam dirinya sendiri. Dia ingin sama seperti ciptaan lain yang diciptakan
tidak sama seperti gambar dan rupa Allah (tumbuhan dan hewan).
Yesus jauh lebih dalam lagi memaknai
kesegambaran ini. Dia menyatakan siapa yang tidak menolong sesamannya berarti
bukanlah sesame bagi manusia yang lainnya. Menganggap sesame manusia lain
sebagai manusia berarti harus dengan tindakan nyata, bukan dengan teori atau
dengan omongan saja.
Refleksi
:
Memang berat untuk
manjadi sahabat bagi orang lain khususnya yang lagi membutuhkan. Tapi ingat
mereka dalah kita dalam kesegambaran ciptaan Tuhan. Tidak menolong mereka dan
tidak menjadi sahabat bagi orang lain berarti kita merusak kesegambaran kita
dengan Tuhan.
Oleh: Cl. Pdt. Josep A. Sembiring
PKPW Runggun Limang
Klasis Tigabinanga